Terhenyut dahi pas lagi blog walking baca artikelnya mas IWB
yang mengulas kebijakan pemprov DKI untuk memekarkan wilayah pelarangan kendaraan
roda dua di Jakarta, belum habis sampe di situ ane coba cari info lagi lebi
jauh..eh ternyata wak haji (tmcblog) ternyata mengulas hal yang sama dan bahkan
wak haji pada blog Ring piston nya bilang kalao daerah Otista raya akan termasuk
sebagai wilayah yang bakal di terapkan kendaraan roda dua di larang
melintas..Walaaaaaaaaaaaaaah, secara ane tinggal di otista, and u know lha broh
sepanjang jalan otista raya itu isinya apa??? Toko Aksesoris Motor brooo!
Kebijakan ini keknya terkesan maksa dan arogan banget, tanpa di pikirkan dulu
apakah efektif dan efisien kedepannya..Terlihat jelas kalau ahok Cuma menggunakan
parameter penilaian dengan sumber terbatas untuk menyerang kendaraan roda dua
sebagai biang kerok kemacetan di jakarta, padahal kalau bole di bilang dengan
logika dan fakta, bahwa Roda empat lah yang menyumbang paling banyak sisi
kemacetan yang ada di Jakarta, byuuuh kacau
Memang untuk saat ini siy bisa
dibilang daerah yang udah menerapkan Roda dua untuk melintas masih sangat
terbatas yakni berkisar antara Jalan Hotel Indonesia, Thamrin dan Medan
Merdeka..tapi dengan wacana untuk pemekaran pelarangan roda dua di setiap jalan
protokol di ibukota hal ini tentunya akan mendapatkan respon negatif dari para
biker kelak. Sepeda motor di pilih karena fleksibilitasnya dan efisiensinya,
dan dengan cost yang murah pula maka bisa dibilang sebenarnya sepeda motor
merupakan salah satu alternatif transportasi yang masih bisa bergerak bebas di
jakarta tanpa merepotkan siapapun. Hal ini tentunya sangat jauh berbeda dengan
yang namanya kendaraan roda 4 atau mobil, faktanya saja mobil lah yang
menyumbang kemacetan terbesar di ibukota, sepeda motor harusnya tidak di anak
tirikan dan di tuduh sebagai biang kerok! Bahkan tak pelak banyak para pemilik
kendaraan roda 4 yang sengaja menggunakan sepeda motor sebagai kendaraan harian
mereka untuk beraktivitas, bekerja dan melakukan kegiatan. Jadi jika wacana
pemekaran ini benar adanya akan di terapkan maka bisa dibilang pemprov akan
mendapatkan tamparan keras dari masyarakat golongan menengah ke bawah yang
sudah sangat identik dengan yang namanya sepeda motor. Lebih baik pemrov
mengkaji ulang ide gila ini sebelum menimbulkan pro dan kontra pada saat
pelaksanaan di lapangan.
Udah macet, mo di suruh
macet-macetan lagi dengan naik transportasi masal yang jauh dari kata layak,
baik dan berkualitas? I’am not, what about you??
No comments:
Post a Comment